Selasa, 03 Februari 2015

PENAKLUKAN SPANYOL

Thoriq Bin Ziyad

Penaklukan Spanyol yang diawali pada 3 mei 711 M oleh seorang Panglima yang luar biasa yaitu Thoriq Bin Ziyad beserta 7000 pasukannya yang melewati selat yang membelah benua Afrika dan Eropa dengan armada kapal, patut kita jadikan suri tauladan.

Setelah Beliau mendaratkan armadanya maka dikumpulkanlah seluruh prajurit di sebuah bukit karang yang dinamai Gibraltar, disinilah Thoriq memerintahkan pasukannya untuk membakar seluruh armada kapal yang telah membawanya menyebrang selat Afrika-Eropa.

Rabu, 22 Mei 2013

MEMBENAHI DIRI SENDIRI

Memahami diri sendiri secara utuh sebelum memahami orang lain seutuhnya, tidak dimungkiri lagi sudah menjadi bagian dari karakter sukses seseorang. Selain itu ada faktor keberhasilan lainnya yang harus kita pahami betul yaitu memahami mimpi di masa depan dan belajar kesalahan di masa lalu.

Yang tidak kalah pentingnya setelah rangkaian panjang memahami diri sendiri adalah membenahi diri sendiri.

Pembenahan diri ini lebih dikenal sebagai introspeksi. Di mana kita mencari waktu tersendiri untuk merenung secara panjang dan dalam tentang apa yang sudah kita lakukan dan memikirkan langkah ke depannya. Apa yang sudah kita lakukan termasuk kesalahan yang sudah pernah kita jalani dan efek ke depan yang akan kita hadapi.

Lebih dalam lagi sesungguhnya introspeksi bukan sekadar perenungan. Ini lebih ke arah perbaikan diri hingga menemukan titik kerusakan yang telah membuat kita tidak bisa maju. Titik kerusakan ini mungkin tidak dirasakan sekilas oleh diri kita dan orang lain. Tapi kita bisa merasakan ada sesuatu yang salah yang menghambat jalan kita ke depan.

Kamis, 17 Januari 2013

PIKIRAN NEGATIF TERNYATA TIDAKBAIK BAGI KESEHATAN



Siapapun dari kita tentunya sebagai manusia biasa ada kalanya melakukan hal-hal yang negatif meskipun dalam hal berfikir, tapi tentunya melakukan keburukan itu tidak dalam hal yang semestinya atau sudah menjadi kebiasaan adalah perkara yang sangat merusak. Berikut beberapa dampak bagi kesehatan ketika kita melakukan hal-hal negatif:

Selasa, 31 Januari 2012

MEMAKNAI KEGAGALAN


Seperti bayi yang tak diinginkan kelahirannya, tapi menjadi orang paling berguna ketika dewasa, daripada saudara-saudaranya. Tamsil ini barangkali cocok untuk mengibaratkan sebuah kegagalan. Kegagalan, adalah realita yang –tak dipungkiri- tidak pernah diinginkan kehadirannya, tapi ternyata membawa hikmah yang luar biasa di balik punggungnya. Meski demikian, wajar jika tak seroang pun pernah menginginkan kegagalan menyapa dirinya. Itu karena sang hikmah tak pernah mau menampakkan diri tepat pada saat kegagalan menghampiri.

Gagal. Dalam kamus bahasa indonesia artinya batal atau tidak jadi meraih sesuatu. Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus membatasi makna gagal pada sesuatu yang tidak jadi atau batal terraih setelah adanya usaha maksimal. Sebab, kegagalan yang terjadi sebelum atau tanpa usaha maksimal, sejatinya bukanlah kegagalan tapi konsekuensi logis. Sebuah keniscayaan dari lemahnya usaha dan semangat. Batasan lainnya adalah sesuatu yang diusahakan tersebut bersifat mubah, bukan yang dilarang syariat. Dengan batasan ini, segala sudut pandang, filosofi dan motivasi –insyaallah- akan bisa benar-benar menyasar dan tak salah tempat.

Kamis, 24 November 2011

Karena Kita Harus Berubah!


Ini adalah sebuah kisah tentang semangat para hamba pemimpi surga. Sebab tabiat mimpi ini mengharuskan kita untuk terus berada dalam pusaran perubahan. Berubah dari yang baik ke arah yang semakin baik. Atau dalam bahasa yang sering kita dengarkan: “Hari ini jauh lebih baik dari yang kemarin”. Tidak sekedar berhenti pada: “Hari ini sama saja dengan yang kemarin”. Apalagi “Hari ini lebih buruk dari yang kemarin”.

Ibrahim al-Harby pernah bertutur tentang Imam Ahl al-Sunnah di zamannya, Imam Ahmad ibn Hanbal –semoga Allah merahmatinya-. Setelah bertahun-tahun lamanya Ibrahim al-Harby menyertai sang Imam, ia sampai pada sebuah titik untuk mengatakan: “Aku telah menyertai Ahmad ibn Hanbal selama 20 tahun lamanya(!), siang dan malam, di musim dingin dan semi, di musim panas maupun dingin, namun tidak sehari pun aku bersamanya, melainkan ia hari ini pasti lebih baik dari yang sebelumnya.”